SISTEM SARAF DAN HORMONAL
Proses
fisiologi dalam tubuh hewan air dikendalikan oleh dua sistem yaitu sistem saraf
dan sistem hormonal. Sistem saraf memberikan pengendalian bersifat elektrik dan
prosesnya sangat cepat. Antara rangsang yang diterima dan respon yang
dihasilkan hanya berselang dalam mikro detik. Sistem memberikan pesan hormonal
ke sel-sel dalam tubuh dan prosesnya berjalan lambat. Di dalam bab ini dibahas
tentang fungsi sistem saraf yang meliputi bagaimana bekerjanya neuron dan
keseluruhan sistem saraf. Bagaimana potensial aksi dihasilkan pada neuron dan
bagaimana impulse ditransmisikan dalam sistem saraf penting dipahami dalam
mempelajari fungsi sistem saraf. Fungsi komoreseptor, mekanoreseptor,
termoreseptor, fotoreseptor, elektroreseptor, dan magnetoreseptor dibahas
secara ringkas agar pembaca memahami bagaimana informasi dari lingkungan
diterima untuk kemudian di proses dalam sistem saraf hewan air. Fungsi saraf
pusat sebagai organ yang memproses informasi dari lingkungannya, sehingga menghasilkan
respon yang tepat, serta fungsi hormonal sistem saraf pusat juga dipaparkan
dalam bab ini. Pembahasan fungsi hormon meliputi fungsi hormon pada hewan
invertebrata air. Pembahasan difokuskan pada mekanisme kerja hormon dan
pengendalian proses reproduksi dan pertumbuhan hewan air.
Fungsi Sistem Saraf
Sistem
saraf berfungsi untuk pengendalian elektrik. Jika rangsang mengenai sistem
saraf akan di ubah menjadi gelombangm elektrokimia yang ditransmisikan
sepanjang sistem saraf. Dalam berbagai hewan air, misalnya pada cumi – cumi sistem
syaraf tersusun dari sel – sel yang disebut hormon. Fungsi saraf telah
banyak diteliti dengan menggunakan
neuron dari hewan ini, karena ukurannya yang cukup besar.
Neuron
secara garis besar tersusun atas badan sel, int sel, akson hillock yaitu
pangkal akson yang melekat pada badan sel, akson yaitu juluran yang memanjang
dari badan sel dan berakhir pada didekatnya. Pada hewan yang berukuran besar
untuk meningkatkan kecepatan kondisi impuls dilakukan dengan kondisi melompat
atau konduksi salto dari suatu titik pada bagian akson yang tidak terbungkus
myelin ke titik serupa yang lainnya. Hal ini hanya bisa terjadi pada akson yang
di insulasi dengan lembar myelin dan membentuk nodus – nodus pada area yang
tidak di insulasi, disebut nodus ranvier. Lembar myelin tersusun dari
sekelompok sel – sel glial yang disebut sel Schwann yang membungkus akson.
Antara
ujung akson dari suatu neuron dengan neuron lainnya terdapat suatu celah
mikroskopik yang disebut synapse. Impulse yang sampai ke synapse ditransmisikan
dengan bantuan suatu senyawa kimiawi disebut neurotransmitter, pada umumnya
berupa neuropeptida. Namun pada beberapa spesies ikan impulse dapat
ditransmisikan dari suatu neuron ke lainnya dengan transmisi elektrik yang
tidak memerlukan neurotransmitter.
Berdasarkan
Strukturnya neuron dapat dikelompokan menjadi tiga macam :
- Neuron Multipolar bahwa badan sel memiliki banyak juluran yang mana salah satunya adalah akson dan lainnya adalah dendrit.
- Neuron bipolar yaitu bahwa badan selnya memiliki dua juluran yang satu adalah akson dan yang satunya lagi adalah dendrit.
- Neuron unipolar yaitu hanya memiliki satu juluran yang kemudian bercabang menjadi akson dan dendrit.
- Neuron afferent arau neuron sensory yang berasal dari area reseptor.
- Neuron efferent atau neuron motor yaitu yang menuju efektor baik berupa jaringan otot maupun kelenjar
- Neuron internuncial atau interneuron yaitu yang menghubungkan antara neuron afferent dan neuron efferent
0 komentar:
Post a Comment