8 November 2012

SISTEM SARAF DAN HORMONAL


SISTEM SARAF DAN HORMONAL
                Proses fisiologi dalam tubuh hewan air dikendalikan oleh dua sistem yaitu sistem saraf dan sistem hormonal. Sistem saraf memberikan pengendalian bersifat elektrik dan prosesnya sangat cepat. Antara rangsang yang diterima dan respon yang dihasilkan hanya berselang dalam mikro detik. Sistem memberikan pesan hormonal ke sel-sel dalam tubuh dan prosesnya berjalan lambat. Di dalam bab ini dibahas tentang fungsi sistem saraf yang meliputi bagaimana bekerjanya neuron dan keseluruhan sistem saraf. Bagaimana potensial aksi dihasilkan pada neuron dan bagaimana impulse ditransmisikan dalam sistem saraf penting dipahami dalam mempelajari fungsi sistem saraf. Fungsi komoreseptor, mekanoreseptor, termoreseptor, fotoreseptor, elektroreseptor, dan magnetoreseptor dibahas secara ringkas agar pembaca memahami bagaimana informasi dari lingkungan diterima untuk kemudian di proses dalam sistem saraf hewan air. Fungsi saraf pusat sebagai organ yang memproses informasi dari lingkungannya, sehingga menghasilkan respon yang tepat, serta fungsi hormonal sistem saraf pusat juga dipaparkan dalam bab ini. Pembahasan fungsi hormon meliputi fungsi hormon pada hewan invertebrata air. Pembahasan difokuskan pada mekanisme kerja hormon dan pengendalian proses reproduksi dan pertumbuhan hewan air.
Fungsi Sistem Saraf
                Sistem saraf berfungsi untuk pengendalian elektrik. Jika rangsang mengenai sistem saraf akan di ubah menjadi gelombangm elektrokimia yang ditransmisikan sepanjang sistem saraf. Dalam berbagai hewan air, misalnya pada cumi – cumi sistem syaraf tersusun dari sel – sel yang disebut hormon. Fungsi saraf telah banyak  diteliti dengan menggunakan neuron dari hewan ini, karena ukurannya yang cukup besar.
                Neuron secara garis besar tersusun atas badan sel, int sel, akson hillock yaitu pangkal akson yang melekat pada badan sel, akson yaitu juluran yang memanjang dari badan sel dan berakhir pada didekatnya. Pada hewan yang berukuran besar untuk meningkatkan kecepatan kondisi impuls dilakukan dengan kondisi melompat atau konduksi salto dari suatu titik pada bagian akson yang tidak terbungkus myelin ke titik serupa yang lainnya. Hal ini hanya bisa terjadi pada akson yang di insulasi dengan lembar myelin dan membentuk nodus – nodus pada area yang tidak di insulasi, disebut nodus ranvier. Lembar myelin tersusun dari sekelompok sel – sel glial yang disebut sel Schwann yang membungkus akson.
                Antara ujung akson dari suatu neuron dengan neuron lainnya terdapat suatu celah mikroskopik yang disebut synapse. Impulse yang sampai ke synapse ditransmisikan dengan bantuan suatu senyawa kimiawi disebut neurotransmitter, pada umumnya berupa neuropeptida. Namun pada beberapa spesies ikan impulse dapat ditransmisikan dari suatu neuron ke lainnya dengan transmisi elektrik yang tidak memerlukan neurotransmitter.
                Berdasarkan Strukturnya neuron dapat dikelompokan menjadi tiga macam :

  1.       Neuron Multipolar bahwa badan sel memiliki banyak juluran yang mana salah satunya adalah akson dan lainnya adalah dendrit.
  2.        Neuron bipolar yaitu bahwa badan selnya memiliki dua juluran yang satu adalah akson dan yang satunya lagi adalah dendrit.
  3.        Neuron unipolar yaitu hanya memiliki satu juluran yang kemudian bercabang menjadi akson dan dendrit.
                    Berdasarkan fungsinya neuron dapat dikelompokkan menjadi :

  1.       Neuron afferent arau neuron sensory yang berasal dari area reseptor.
  2.       Neuron efferent atau neuron motor yaitu yang menuju efektor baik berupa jaringan otot maupun kelenjar
  3.       Neuron internuncial atau interneuron yaitu yang menghubungkan antara neuron afferent dan neuron efferent

0 komentar:

Post a Comment